Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BeritaLingkungan HidupSeni dan Budaya

Milad Muhammadiyah: Gerakan Keterbaruan Persyarikatan.

20
×

Milad Muhammadiyah: Gerakan Keterbaruan Persyarikatan.

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh ; Ace Somantri

Gagasan dan karya tidak akan pernah dibawa mati oleh penggagasnya walaupun jasad fisik yang dimilikinyq sudah tiada. Sebut saja KH. Dahlan dan kawan-kawanya, 112 tahun yang lalu menorehkan sejarah kemanusiaan melalui krearifitas dan inovasi berfikir dan berkarya penuh cemerlang. Dari pikiran, hati dan nurani diolah melalui akal sehatnya yang bersumber dari kitab suci al Qur’an dan as Sunnah rosul-Nya. Beliau bersama-sama membangun peradaban, diawali melawan ketertindasan ilmu pengetahuan dan melawan kedzaliman sistem sosial yang menterlantarkan manusia, padahal manusia adalah sosok mahluk mulia yang berharga dan bernilai.

Example 300x600

Melalui gagasan pendidikan, terinspirasi dari historis Sang Pembebas seorang Nabi dan Rosul, dari kata “Iqra” sebagai simbol perintah yang memiliki pesan sangat dalam dan bermakna, akhirnya KH Dahlan berinovasi dan memberi warna baru terhadap sistem sosial dan kemanusiaan lebih beradab. Lahirlah sistem pendidikan dengan bervariasi jenjangnya, mulai dari prasekolah hingga perguruan tinggi baik dikemas dalam pondok (asrama) maupun non pondok. Baginya, yang paling penting gagasan pendidikan adalah kunci perlawanan terhadap ketertindasan dan kedzaliman sosial dari manusia-manusia serakah. Sehingga tidak ada tawar menawar akan pentingnya ilmu pengetahuan atau pendidikan, karena dengan hal tersebut Allah Ta’ala memberi jaminan secara mutlak.

Muhammadiyah dilahirkan dari rahim akal sehatnya KH Dahlan dan kawan-kawanya, telah menjadi sosok entitas sosial yang memiliki gerakan dan pergerakan unik dan akseleratif. Dizamannya, Muhammadiyah bagai perahu atau kapal besar yang siap berlayar disamudera dunia atau terbang melayang ke angkasa untuk membawa kemajuan bangsa, negara dan para penganut agama Islam dimanapun berada. Dari Muhammadiyah banyak manusia tersadarkan, mereka bangun dan bangkit dari kematian rasa dan pikiran sebagaimana pesan dari kalam Ilahi, { قُمۡ فَأَنذِرۡ } ]Surat Al-Muddatstsir: 2] ,Bangunlah, lalu berilah peringatan. Dari teks tersebut, pemaknaannya sangat dalam dan universal maksud dari kalimat tersebut.

Perlu difahami bahwa kata perintah dimaksud ayat tersebut berlaku kepada siapapun umat manusia yang telah berikrar Islam, begitupun KH. Dahlan, tanpa basa-basi apalagi keraguan. Tancap gas, hingga dalam kurun waktu tertentu lahir puluhan ribu institusi pendidikan yang terintegrasi dalam bentuk pesantren, sekolah hingga perguruan tinggi. Peradaban bangsa dan negara Indonesia terus maju, dari tangan dingin penuh ketulusan akhirnya Muhammadiyah tetap berdiri tegak diatas kaki sendiri, matanya menatap masa depan gemilang. Hari ini dan esok hari, Muhammadiyah akan terus dipuja dan dipuji oleh orang-orang yang melihat dengan objektif dan siapa saja yang merasakannya bagi yang merasa dirinya menerima manfaat. Padahal, tanpa dipuja dan dipuji Muhammadiyah tetap akan terus melaju tanpa henti untuk hadir ditengah-tengah umat manusia, karena didalamnya masih terdapat orang-orang baik.

Abad kedua dalam perjalanan, Muhammadiyah dengan puluhan ribu institusi pendidikan harus menunjukan pada dunia bahwa dirinya bagian terbesar entitas dalam kehidupan umat manusia, maju dan memajukan adalah spirit gerakan dirumuskan. Melalui sumber daya manusia yang dilahirkan dari sekolah dan perguruan tinggi, mereka telah banyak mengabdi pada negeri. Puluhan ribu sarjana dan pascasrajana, tidak disadari telah berkontribusi banyak diberbagai sektor dan bidang kehidupan. Akan tetapi, perlu dicatat rekam jejaknya untuk dievaluasi nilai kebermanfaatan dan kebergunaannya di masyarakat. Sejatinya, setelah ratusan tahun berjalan gerak laju pertumbuhan dan perkembangan Muhammadiyah sudah terbilang lebih dari dewasa. Sangat perlu ada riset terintegrasi yang memberi terobosan bagi kebermanfaatan taktis dan strategis untuk keumatan, kebangsaan dan persyarikatan yang nyata. Bukan hanya berhenti dalam pelatihan ke pelatihan, woskshop ke workshop dan dari baitul arqom ke baitul arqom.

Setumpuk hasil riset dari 170-an lebih perguruan tinggi Muhammadiyah, belum ditambah dari perguruan tinggi negeri dan swasta lainnya, berjubel jutaan dalam sebuah karya tugas akhir para pelajar sesaat setelah usai akhir studi. Skripsi, thesis dan disertasi entah berapa jumlahnya. Puluhan tahun telah berlalu, banyak para sarjana menjadi ilmuwan yang memiliki harkat, martabat dan derajat dalam pandangan masyarakat. Terpandang orangnya, terhormat jabatannya dan berharga harta kekayaanya. Hal demikian nyata adanya dalam kultur sosial masyarakat pada umumnya, apalagi di desa dan perkampungan pinggiran. Begitu fakta dan realita seorang ilmuwan dan hartawan dipandang oleh publik.

Siapapun orangnya, so pasti sangat berkeinginan sekali generasinya memiliki predikat tersebut, contoh sederhana para guru, ustdz, ajengan dan kiyai dikampung begitu memiliki kharisma, bahkan seseorang berilmu tinggi keagamaan Islam, yang dikenal dengan istilah sebutan ulama memiliki tingkat kemartabatan yang diatas rata-rata sehingga wibawanya membuat positioning yang mahal. Sementara, sejak diera modern ada pergeseran perlahan dari sosok ulama ke sosok akademisi, seolah pergeseran tersebut memberi tanda dan peringatan bahwa akademisi memiliki tanggungjawab menyelesaikan persoalan kemanusiaan yang muncul dipermukaan bumi.

Fenomena diatas hal lumrah terjadi, realita masyarakat Indonesia seperti itu nyatanya. Dalam tubuh Muhammadiyah sebaiknya tidak menjadi bagian didalamnya salah satu diantara orang-orang bermartabat dalam harta dan jabatan, melainkan harus menjadi bagian dari yang memberi solusi pada banyak hal dimasyarakat. Melalui gerakan pendidikan, sosial, kesehatan dan ekonomi di Muhammadiyah. Pola dan strateginya yang digunakan dapat diintegrasikan secara terpadu dan simultan. Peran perguruan tinggi sebagai mesin sumber daya manusia paling efektif, sejatinya dapat dikapitalisasi sesuai kebutuhan dalam tataran praktis. Para dosen, baik dosen muda maupun yang bergelar profesor pun berembug turun dilapangan secara bersama, tidak menara gading seperti di perguruan tinggi pada umumnya.

Disinyalir, mesin penghasil sumber daya manusia di perguruan tinggi Muhammadiyah belum dimanfaatkan secara generik, baik untuk perkembangan persyarikatan Muhammadiyah maupun warga masyarakat pada umumnya. Tidak terbayangkan jikalau komitmen PTMA benar-benar dijadikan mesin SDM dimobilisasi dengan afik dan efik, persoalan masyarakat yang mengalami keterhambatan kemajuan dapat diurai dengan baik. Apalagi institusi Muhammadiyah, jangankan mengelola tambang yang hanya bagian kecil dari sekian tumpukan masalah bangsa dan negara, masalah dunia pun dapat diurai. Hal demikian sebenarnya dapat disadari, diakui dan difahami oleh persyarikatan Muhammadiyah. Akan tetapi, sistematika gerakan aksi masih terbatas pada pola-pola lama yang cenderung mengabaikan keterbaruan.

Langkah-langkah gerakan keterbaruan persyarikatan Muhammadiyah secara konsep general sudah dimaktub, baik dalam anggaran dasar dan rumah tangga maupun juga di berbagai rumusan seperti khittah perjuangan, kepribadian Muhammaditah, pedoman islami warga Muhammadiyah, gerakan jamaah dakwah jamaah, dan konsep lainnya. Termasuk konsepnteranyar gerakan risalah Islam berkemajuan. Implementasinya dalam gerakan aksi berhenti dalam ruang-ruang pengkaderan formal dalam baitul arqom dan darul arqom, serta istilah lain yang cenderung menduplikasi pola dan gaya lama. Sehingga bermuhammadiyah sekedar ikut kerja menjadi pegawai Muhammadiyah, hal tersebut salah satu yang diakibatkan kemampuan memobilisasi mesin sumber daya manusia relatif sangat lemah.

Sebenarnya bagi Muhammadiyah tidak sulit mempersiapkan dan menjalankan aksi gerakan keterbaruan untuk menjawab persoalan khidupan umat manusia. Riset-riset ilmiah dari perguruan tinggi Muhammadiyah wqjib diarahkan kepada peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang berkeunggulan, sekecil apapun kebijakan persyarikatan atas dasar hasil riset dan kajian ilmiah, sehingga saat aksi dalam beroperasi secara aplikatif dapat tercapai tujuannya. Selama ini terkesan gerakannya seolah sekedar ceremonial belaka, dengan dibangun pola komunikasi saling menjaga dan mengamankan posisi dari deretan kursi jabatan pimpinan dipersyarikatan maupun diamal usaha milik persyarikatan. Hal itu jika terus menerus dipelihara, tidak menutup kemungkinan perebutan kekuasaan instiusi niraba menarik syahwat sikap politik yang cenderung mengganggu laju kembang kemajuan persyarikatan.dan amal usahanya. Wallahu’alam.

Bandung, Nopember 2024

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *