Oleh : Ace Somantri
Kriing suara handphone berdering, ternyata sahabatku seorang seniman dari Cirebon menghubungi. Namun tidak sempat diangkat karena lagi tanggung sedang ada keperluan. Kemudian sesaat setelah santai, coba dihubungi balik barangkali ada hal penting dan ternyata terhubung. Selanjutnya, berinteraksi seputar kegiatan sehari-hari namun disela-sela obrolan dia memberi informasi terkait lomba film pendek dalam acara festival film menyambut HUT TNI ke 79 sekaligus menawarkan untuk pembuatannya, ikut lomba tersebut atas nama LSBPO PWM Jawa Barat. Tanpa ada alasan, langsung saja disambut tawaran tersebut walaupun bagaimana nanti.
Setelah disambut, langsung menjelaskan apa saja yang harus dipersiapkan untuk pembuatan film pendek tersebut. Dari sekian yang harus disiapkan, dan coba sedikit difahami apa yang dijelaskan dalam pembicaraan via handphone. Alhasil, pembuatan film pendek yang harus dibuat dengan penuh semangat meminta sahabat untuk segera diagendakan ke Bandung, dan meminta segera dibuatkan dua skenario untuk dipilih mana yang pas dan tepat momentumnya. Besoknya sahabatku memberikan informasi bahwa dua skenario sudah dibuatkan dan dikirimlah via WA, setelah dibaca langsung diskusi lagi dalam telepon untuk agenda pembuatan di Bandung.
Yang tidak dimengerti dan cukup kaget, pada saat dialog via telepon bahwa lomba film pendek tersebut harus diuplaod dalam waktu dekat, rentang waktu sepekan terhitung sejak pada hari menerima telepon hingga awal oktober. Ketika dikompirmasi, apakah persiapan dua hingga tiga hari apa mungkin dibuatkan? pertanyaanku, sahabatku menjawab insyaallah bisa, makanya langsung disambut dengan baik walaupun peralatanpun belum tersedia. Kemudian ditanya kebutuhan anggaran berapa biasanya, ketika itu dia hanya meminta anggaran perkiraan lima juta lebih operasional sekedar untuk kebutuhan akomodasi dan konsumsi. Langsung setelah deal untuk penyelesaiannya, dalam dua hari dibuatkan flyer open casting dilakukan kemudian langsung melakukan casting calon aktor.
Selain operasional konsumsi dan akomodasi, dia meminta menyediakan calon aktor untuk casting dua hari kemudian dan besoknya langsung shooting dilapangan. Selain casting talen dari mahasiswa, termasuk sahabtku minta tiga orang anggota TNI dari Kodim atau Korami, dengan tujuan agar dapat mengambil gambar saat shooting diarea kantornya. Memang super cepat, dipikir tidak mungkin hanya dalam dua hari harus bekerjasama dengan satuan militer, hal itu butuh waktu. Karena awam dunia perfilman sehingga apa yang dikatakan sahabtku diikuti saja, khusus untuk calon talen militer berupaya mencari solusi, akhirnya teringat kolega seorang perwira berpangkat letkol disatuan angkatan darat, setelah minta bantuan langsung menawarkan anggotanya saja yang jadi talennya.
Tepat hari Kamis, sahabatku tiba dikampus UMBandung jam 09 lebih, dan ternyata dua anggota militer pun sudah tiba lebih dahulu dikampus untuk memenuhi permintaan casting sesuai waktu yang diinformasikan. Sesaat tiba dikampus, talen dari mahasiswa belum ada satupun yang datang hingga jam 10.00, akhirnya terpaksa mengkondisikan secara cepat mahasiswa yang memungkinkan dapat ikut sampai harua telepon sana-sini, bahkan setengah panik karena beberapa mahasiswa yang diinfokan siap bergabung tak kunjung datang, serta malu dengan anggota TNI yang sejak dari pagi sudah standby. Tepat jam 10.15 baru terlaksana dengan jumlah hanya beberapa orang mahsiswa yang dikondisikan mendadak. Pertemuan dan pembahasan sekaligus pengarahan berjalan hingga dzuhur, saat ditanya apakah tim crew sudah siap sedia dengan keterbatasan yang ada, jawab sahabatku insyaallah mereka bersedia.
Alhamdulillah dalam hatiku, selanjutnya bagaimana mempersiapka besoknya untuk shooting. Namun, dari sahabtku muncul ungkapan hal ihwal kamera DLSR belum ada karena semua kamera sedang dipakai. Setelah dzuhur sekitar jam 14.00 ketua LSBPO PWM Jawa Barat datang, langsung diminta untuk pengkondisian besok, khususnya masalah kamera dan crew yang dapat membantu shooting besoknya. Disaat itu juga, sahabtku dibawa kelokasi laboratorium komunikasi penyiaran Islam sekaligus finalisasi kamera, alhamdulillah melalui ketua prodi KPI menghubungi mahasiswa yang pegang kamera prodi.
Namun, setelah ashar menjelang maghrib handphone berbunyi dapat pesan WA dari salah satu talen film yang direncanakan dan sudah mengatakan bersedia, mengirimkan tulisan permintaan maaf bahwa besok untuk shooting bersama temen-temen mahasiswa yang sudah dibriefing membatalkan dengan seribu alasan. Kecewa dan bingung, dalam hatiku waduh gagal rencana bikin film pendeknya, kemudian diruanganku disampaikan info tersebut kepada sahabatku sambil bicara mencari solusi. Dengan penuh keyakinan, seribu cara akal digunakan untuk mencari solusi shooting besok, alhamdulillah dengan cepat mendapatkan talen mendadak dengan hitungan belasan menit datang dan langsung saat itu juga casting untuk talen pemeran utama, hasilnya deal.
Masih belum cukup untuk talen, kemudian tiba-tiba ada pesan WA ke sahabatku ada yang mau ikut casting dan disuruh datang langsung untuk casting dikampus umbandung. Setelah ada dua talen mahasiswa, situasi lebih tenang karena pemeran utama sudah ada. Melewati waktu maghrib baru bisa pulang ke rumah, sementara talen yang anggota TNI tidak ada masalah hanya menunggu kepastian waktu dan tempat shooting. Di hari shooting untuk pengambilan gambar, kendaraan miliku dipersiapkan untuk antispasi kebutuhan transportasi saat shooting sehingga tidak dibawa pulang. Shooting berjalan sesuai arahan pembuat skenario, salah satu lokasi pengambilan gambar di jalan supratman kota Bandung, dikantor pengurus DHD 45 Jawa Barat jalan sunda dan selebihnya diarea kampus UMBandung, bahkan saat shooting dikampus dapat melihat adegan-adegannya.
Hingga malam jam 19.30 wib baru selesai shooting, berfoto bareng dengan seluruh crew sebuah film pendek berjudu TAUBAT yang berdurasi versi 5 menit dan yang vetsi 9 menit, alhamdulillah ala kulli hal akhirnya atas ijin Allah Ta’ala dan dukungan para pihak pembuatan film dapat terselenggara walaupun sangat banyak keterbatasan. Tidak terbayangkan akan terselenggara, peralatan kamera dan properti benar-benar menggunakan dengan seadanya. Tim crew dan talen tambahanmenjelang mengambil gambar, saat itu juga meminta kesediaan mahasiswa yang baru pulang dari perkuliahan diminta untuk menjadi aktor tambahan, mereka bersedia dan langsung diarahkan adegan yang akan diambil gambar. Luar biasa, itu yang pantas dikatakan kepada sutradara dan crew dalam waktu singkat bak cerita sangkuriang ditanah pasundan.
Langsung tanpa istirahat, sang sutradara sahabatku malam itu juga mengedit semua gambar yang telah diinput dalam laptopnya, gak ada capeknya orang tersebut. Semangat juang demi untuk persyarikatan rela datang jauh dari Cirebon dan bergadang dua malam diruang kantor dengan fasilitas seadanya. Begitupun kepada para talen relawan, semoga menjadi amal sholeh kelak akan menadapatkan balasan kebaikan. Insyaallah dalam waktu yang akan datang akan membuat kembali film-film pendek inspiratif dan motivatif bagi semua generasi. Mohon dengan sangat, niat baik kami untuk dakwah melalui dunia film diberikan kelancaran, kesuksesan dan keberkahan. Aamiin.
Bandung, 5 Oktober 2024